Masih menjelajahi alam Indonesia, meraih
setiap sudut pesona nusantara, tentu dengan seribu pesonanya yang
tidak pernah tuntas untuk dijelajahi. Kali ini kita akan mengupas
habis sebuah even yang seru dan sangat ditunggu oleh pencinta alam
Indonesia, yaitu Lomba Lintas Alam Nasional “LINDRI LAND
ROCK XXIII” 2013. Sudah cukup lama even ini telah berlangsung,
tapi baru sempat dibahas sekarang kawan.
Tentu
para pecinta alam sudah familiar dengan even yang telah diadakan sejak
tahun 1990. Tahun ini, Lindri Land Rock diadakan di
Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tanggal 24 Februari 2013. Para personel GAMANANTA yang mengikuti acara ini terdiri dari 5 orang,
Rizky Maulana Ishaq (Leader), Muchlis Setiawan, Nur Ali
Mustofa, Norma Rachma, Ike Novitasari. Seperti apa suasana disana,
bagaimana keseruan para peserta dan bagaimana tingkah para gama’ers
menghadapi tantangan yang luar biasa? Kita akan telusuri setiap
langkahnya. Baik, siapkan makanan ringan, minum dan posisikan diri
dengan nyaman! Cerita kita mulai....
Preparation
Perjalanan
diawali dengan berkumpul di meeting point (tempat berkumpul) para
peserta di pom bensin Jl. Sigura-gura Malang hari Sabtu tanggal 24
Februari 2013, pukul 18.30 WIB. Sebelum berangkat, segala hal yang
dibutuhkan dicek dan dipersiapkan. Mulai dari pengecekan sepeda motor
sebagai alat transportasi, kecukupan bensin, kesehatan peserta, dan
logistik lain yang dibutuhkan. Seragam yang kita pakai serba hitam
dengan tambahan pin GAMANANTA agar tetap kompak. Setelah segala
persiapan siap, kami mulai perjalanan ke Tulungagung sekitar jam
19.00 WIB.
Perjalanan
Malang-Tulungagung melalui kota Blitar, dengan waktu tempuh sekitar
3,5 jam. Formasi perjalanan yang kami buat yaitu Ali dan Norma
sebagai penunjuk jalan, Rizky dan Ike di tengah, kemudian Muchlis
di belakang sebagai sweeper. Selama perjalanan rasa kantuk yang
luar biasa membuat kami harus berhati-hati mengendarai sepeda motor,
selain itu jalur yang kita lewati cukup gelap dan sepi, bahkan
berkali kai kami mengunyah permen kopi agar rasa kantuk hilang.
Semakin malam semakin kami perbesar angka di Speedometer agar
kami tidak terlambat mengikuti start acara. Akhirnya...., tepat pukul
22.48 WIB kita sampai di tempat tujuan
.
Melintasi
Alam Tulungagung
Waw, kami sampai juga di tempat tujuan. Di sana kita langsung ke tempat
registrasi peserta untuk registrasi ulang, mengambil nomor, dan
mengambil kaos peserta. Kemudian kami mulai membersihan diri,
menyiapkan segala keperluan, dan sholat Isya’. Tidak lupa foto dulu
sebelum berdempet-dempet dengan peserta lain.. he-he-he.


Berfoto sejenak sebelum lomba
Start
dan Finish lintas alam ini di Lapangan Desa Tanggung Kecamatan
Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. Rute yang ditempuh berjarak ± 25
km dan terbagi dalam 4 (empat) POS. Pada setiap pos terdapat panitia
yang akan menilai peserta. Kriteria penilaian meliputi ketepatan
waktu total (upacara pemberangkatan, start, pos dan finish),
kelengkapan lomba, kekompakan, kerapian, kesopanan, tata laku di
masyarakat, citra lingkungan, dan harus sesuai persyaratan peserta.
Kemudian, start dimulai pada pukul 00.00 WIB. Kami dengan semua peserta lain riuh
di lapangan Desa Tanggung, karena peserta yang ikut lebih dari 2.000 orang
dari segala penjuru Indonesia. Kategori peserta meliputi beregu
putra/campuran, beregu putri, perorangan putra, dan perorangan putri.
Rizky, Mustofa dan Muchlis tergabung dalam satu kelompok beregu putra
dengan nomor urut 084, sedangkan Norma dan Ike masuk kategori
perorangan putri dengan nomor urut 164 (Norma) dan 170 (Ike).
Pemberangkatan peserta berurutan nomor dan kategori, pemberangkatan
pertama yaitu perorangan putra, kedua beregu putra/campuran,
selanjutnya perorangan putri, dan terakhir beregu putri. Walaupun
kami berbeda kategori dan harus berangkat dengan waktu dan urutan
yang berbeda namun kami berlima sepakat untuk melewati tantangan
bersama.
Lintasan
yang dilalui cukup berat, perjalanan dari start hingga Pos 1
melalui rumah penduduk terlebih dahulu, kemudian persawahan, dan yang
paling seru adalah saat menaiki bukit sekitar 1 km dengan sudut
kemiringan 450 . Jalan yang dilewati penuh lumpur yang
memang sengaja disiram air oleh panitia agar semakin licin dan
menantang . Sekitar pukul
03.00 WIB hari Minggu, kami sampai di pos 1. Ternyata sudah banyak
peserta yang melewati pos 1. Kami semakin bersemangat untuk mengejar
peserta yang jauh di depan agar kami mendapatkan banyak poin, meskipun
dihadang oleh jalan lumpur yang sangat licin dan dalam, hmm.....
Kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2, juga melewati perkampungan dan jalan beraspal. Namun, lagi lagi jalan berlumpur menghadang kita. Sepanjang perjalanan kami berpikir sepertinya akan mengelilingi bukit (melipir), karena selain naik kami juga menuruni bukit, lintasan tampak bervariasi. Tapi, godaan yang paling menggila adalah saat ada gorengan yang dijual sepanjang lintasan perkampungan. Ingin rasanya kami istirahat, minum, makan, dan merebahkan badan, lelah kawan. Apalagi melihat peserta lain banyak yang beristirahat, namun tetap ingat komitmen kami berlima di awal untuk tetap terus melaju dengan konsisten agar stamina tetap terjaga hingga finish, karena banyak peserta yang dari awal start berlarian namun ditengah perjalanan mereka terlalu lelah sehingga tersusul oleh kami, mantaaap!
Kemudian
sekitar pukul 05.00 kami melewati Pos 2, itu berarti kami sudah melewati jalur sejauh 12 km. Sebenarnya kami ingin berjalan cepat,
ingin segera mencapai finish karena kaki sudah tidak kuat berjalan.
Namun, ternyata sandal gunung salah satu personel, Ike, talinya lepas sehingga terpaksa harus berjalan dengan normal agar kakinya
tidak terluka. Kesalahan memang menggunakan sandal gunung, karena
lumpur yang dalam akan menyulitkan kaki bergerak sehingga tali sandal
kemungkinan besar putus. Alangkah baiknya memang menggunakan sepatu
tracking sesuai anjuran panitia. Eits, ternyata salah satu personel kami sudah berjalan duluan, ya, Norma memang wanita tangguh, dia
melaju cepat di depan dibandingkan kami berempat kawan. Sepertinya dia
akan memenangkan pertandingan .... yeyeeee
Sekitar
pukul 05.25 WIB, kami berhenti sebentar untuk menunaian kewajiban
shalat subuh dan menikmati terbitnya matahari di balik bukit. Wahhh,
rasanya dipijat pijat oleh mentari pagi yang hangat dan cerah setelah
semalaman dingin dan gelap---gelap—gelap (alay) hahaha. Kami juga
mengisi perut dengan beberapa potong roti, siapkan tenaga untuk
perjalanan berikutnya.
“Ayo-ayo,
SEMANGAT!!”, wew..... kami tetap bersemangat untuk melanjutkan
perjalanan. Mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah di
Samudra (OST. Ninja Hattori), hehehe. Kembali ke perjalanan, kami sempat mendengar bahwa ada lintasan air terjun, namun kami sama
sekali tidak melewati lintasan tersebut, memang ada beberapa jalur
yang disediakan oleh panitia dan kami ternyata tidak beruntung
padahal perjalanan melewati air terjun sangat dinanti.
Kemudian
kami melewati tebing yang sangat curam dan licin sepanjang 10 meter.
Kami turun menggunakan tali yang disediakan oleh panitia namun harus
bergantian dengan peserta lain, lumayan yang ini mengobati kekecewaan
karena tidak mendapat view air terjun. Setelah itu lanjut perjalanan lewat jalan
makadam (berbatu), berasa pijat refleks kaki karena batunya tajam dan licin.
Namun akhirnya sekitar pukul 06.30 WIB, kami sampai di Pos 3.
Lanjut dan lanjut kawan, hampir finish nih, hahaha, ayo ayo! Kami semakin
semangat. Kami melewati jalan makadam dan perkampungan penduduk.
Hingga sekitar pukul 07.45 WIB, kami sampai di Pos 4. Yeyeyeye... Kami memasukkan nomor kami yang terakhir di tempat tiket. Ternyata
sudah banyak peserta yang melewati pos 4. Namun, kami tetap
bersemangat mencapai finish, capek soalnya hahaha....Dan akhirnyaaaaa! Sekitar pukul 08.55 kami finish! Wahhh, rasanya benar-benar
lelah, kami beristirahat terlebih dahulu sambil membagi stiker
GAMANANTA pada beberapa peserta lain. Ehh, ketika kami lagi nyari Norma tidak ketemu-ketemu, ternyata dia lagi mandi kawan, haha, curang dia mandi
duluan. Kami masih pada jelek, tapi dia sudah cantik sendiri. Namun, dia ikut menyiapkan roti bersama Rizky untuk sarapan kami selagi personel lain
membersihkan diri.
Tunggu,
tunggu, kami tidak langsung pulang ini. Kami ngaso dulu di masjid dekat
lokasi acara. Kami beristirahat dari jam 10.00 – 15.00 WIB. Setelah
itu lanjut pulang, formasi seperti awal. Kami sampai di Malang
sekitar pukul 18.30 WIB. Wahh, dua hari yang melelahkan dan penuh
tantangan. Namun, kejutan dari panitia belum selesai. Kami menunggu
pengumuman tiga hari lagi via sms maupun blog. Namun, tidak ada dari
kami yang mendapatkan nominasi pemenang. Padahal kami sudah berharap,
namun ternyata kami belum beruntung dan kurang usaha. Kesimpulannya
adalah kami kurang cepat, hehehe. Tidak mengapa, yang terpenting kami telah mendapatkan pengalaman berharga mengikuti lomba pertama kami.
Nah, ini adalah
cuplikan lomba lintas alam telah diikuti oleh GAMANANTA, bagi kaum
Gama’ers yang ingin mengikuti acara ini tahun depan, segera update
info di bulan Oktober, agar persiapannya lebih matang dan bisa
menang, amin . Ohh iya, tak
lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Toko penjual
sandal jepit (Ike yang beli), Terimakasih pada Ibu penjual gorengan
(kami boleh numpang cuci kaki), terima kasih kepada mbah pemilik kamar
mandi yang kami repoti shalat Isya’ dan mandi, haha... Kami tunggu para gama’ers untuk Lindri Rock
tahun 2013...
Salam Respect,
GAMANANTA
Ji Ro Lu! BUDAL!
Salam Respect,
GAMANANTA
Ji Ro Lu! BUDAL!
Penulis:
Ike Novitasari
Ike Novitasari
informasi yang bagus gan.
ReplyDelete